Lele Drum, Bagus Nggak Sih?
Salah satu faktor keberhasilan dalam budidaya lele adalah wadah budidaya. Kali ini saya tidak bicara masalah bibit, pakan, atau pun air. Namun bukan berarti faktor lain tidak berkaitan. Justru semua akan saling mengait antara faktor satu dengan faktor lainnya. Artikel ini merupakan hasil real pengalaman di lapangan mengenai penggunaan drum sebagai wadah budidaya ikan lele.
Latar belakang
Berawal dari
niatan mencari kepadatan yang optimum untuk ikan lele, maka saya mencoba untuk
memelihara ikan lele di dalam drum. Pertimbangannnya adalah pemeliharaan ikan
di dalam drum tidak memerlukan bibit yang terlalu banyak. Selain itu, lahan di
rumah pun juga tidak luas. Jadi, saya kira wadah drum sudah lebih dari cukup
untuk mencari kepadatan optimum ikan lele yang bisa dipelihara.
Setelah keputusan
penggunaan drum sudah final, maka langkah berikutnya yaitu:
·
Bagaimana
desainnya?
·
Berapa
kepadatan ikannya?
Desain drum untuk kolam lele
Drum yang saya
gunakan untuk pemeliharaan ikan lele yaitu drum plastik biru berkapasitas
200liter air. Drum ini saya beli seharga 200 ribu. Bagian atas saya lubangi
menggunakan bor, sedangkan bagian bawah samping dibuat saluran pipa ¾ in untuk
outlet.
Penampang bawah
dimodif sedemikian rupa dengan adonan semen dan pasir. Alhasil, bagian bawah
drum akan nampak seperti kerucut dengan lubang pipa di tengah, mirip seperti
kolam terpal bundar. Dari desainnya sudah dapat dipastikan bahwa drum ini
dibuat berdiri selama pemeliharaan ikan berlangsung.
Kepadatan ikan
Untuk menentukan
kepadatan ikan, saya mencari referensi di internet dan juga sosial media
mengenai jumlah kepadatan yang pernah dan sudah dilakukan oleh banyak orang.
Hasilnya bervariasi, dengan wadah drum 200 liter ada orang yang menggunakan
kepadatan
- 200 ekor
- 250 ekor
- 300 ekor
- 500 ekor
Selanjutnya saya
tidak mencari penulurusan lebih lanjut apakah kepadatan yang diterapkan
dilakukan sampai panen. Oleh karenanya, saya memutuskan untuk menggunakan
kepadatan paling tinggi yaitu 500 ekor / 200 liter.
Pengelolaan kualitas air
Tak ada perlakuan
khusus untuk pengelolaan kualitas air. Setelah drum siap, air segera dimasukkan
dengan aerasi satu titik dan dibiarkan selama 24 jam. Selanjutnya, ikan
dimasukkan dengan aklimatisasi terlebih dahulu.
Satu-satunya
perlakuan yang dilakukan yaitu pemberian probiotik nitrobacter tiga hari
setelah tebar. Pemberian nitrobakter dimaksudkan agar air tidak bau, mengingat
pemeliharaan juga dilakukan di dalam rumah.Selain itu, tiap 3 hari sekali dilakukan pembuangan lumpur di dasar wadah.
Kolam pembanding
Sebagai
perbandingan, dilakukan juga pemeliharaan ikan lele dengan jumlah yang sama
namun dengan kapasitas wadah yang lebih besar. Kolam yang digunakan sebagai
pembanding yaitu kolam terpal dengan diameter 1,5 m. Pemeliharaan dilakukan di
kampus oleh mahasiswa sebagai bagian dari praktek langsung pembesaran lele.
Sebagai
pembanding, maka semua faktor kecuali perbedaan luas wadah disamakan. Baik asal
bibit maupun pakannya dibeli dari penjual yang sama. Dengan demikian, perbedaan
wadah menjadi satu-satunya pembeda dalam hal pemeliharaan ikan.
Hasil pengamatan
Setelah dilakukan
pemeliharaan selama 14 hari, terlihat jelas perbedaan pertumbuhan yang cukup
signifikan. Tanpa diukur dan ditimbang pun terlihat perbedaan yang mencolok
berdasarkan pengamatan visual.
Perbedaan
pertumbuhan ini memperlihatkan dengan jelas bahwa carrying capacity sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan. Jumlah ikan yang dipelihara dengan wadah
drum kapasitas 200 liter dengan jumlah ikan 500 ekor terlalu padat. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan terhambat, tingkat keseragaman ikan rendah, pembagian
pakan tidak merata, dan pada akhirnya juga meningkatkan kanibalisme ikan.
Namun demikian,
hal yang cukup menggembirakan yaitu tidak ditemui bau pada air selama
pemeliharaan. Warna air berubah secara bertahap dari jernih menjadi coklat
keruh namun tidak berbau. Sedangkan di kolam terpal pembanding, warna air
berubah dari jernih menjadi hijau.
Tindakan lanjutan
Berdasarkan
kenyataan tersebut di atas, sekilas sudah dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan
ikan lele dengan kepadatan 500 ekor per 200 liter dan dilakukan dengan wadah
drum terlalu padat dan beresiko tinggi. Dengan alasan tersebut maka
pemeliharaan ikan di dalam drum saya hentikan.
Ikan dihitung
ulang dan dipecah menjadi dua kolam terpal dengan luasan 1m2. Masing-masing
kolam diisi ikan 250 ekor dan 200 ekor. Dari penghitungan ulang tersebut
terbukti bahwa tingkat kanibalisme tinggi. Dari 500 ekor ikan tersisa hanya 450
ekor dan kematian yang teramati yaitu 5 ekor saja. Berarti ada 45 ekor ikan
yang dikanibal temannya sendiri.
Demikian sampai
saat ini yang bisa diamati dari lele drum 500 ekor per 200 liter. Bagaimana
menurut Anda?
Tobe
continued......
Belum ada Komentar untuk "Lele Drum, Bagus Nggak Sih?"
Posting Komentar